Ads

Thursday 3 September 2015

Money demand, Teori Klasik dan Teori Cambridge

Artikel Ini adalah INISIASI 3 dari Materi Kuliah Ekonomi Moenter, untuk download versi document word sudah saya posting di  INISIASI_3 (klick untuk download word document), Sedang postingan berikut untuk memudahkan bagi pengguna ponsel sederhana, tanpa perlu download dan ekstrak.

A. Permintaan Uang (Money demand/MD)

Permintaan uang menunjukkan keseluruhan uang yang diminta oleh sebuah perekonomian pada periode tertentu.

Ada beberapa hal yang mempengaruhi permintaan uang diantaranya :

  • Pendapataan riil. Semakin tinggi pendapatan, permintaan akan uang akan semakin besar. Ini karena konsumsi dan tabungan akan bertambah seiring dengan meningkatnya pendapatan.

  • Tingkat suku bunga. Semakin tinggi suku bunga, permintaan uang untuk motif spekulasi akan berkurang. Tingginya suku bunga akan membuat biaya pinjaman uang untuk berspekulasi bertambah mahal. Selain itu, jika tingkat suku bunga tinggi, orang akan lebih baik menabung di bank dengan jaminan suku bunga yang ada daripada berspekulasi.

  • Tingkat harga umum. Semakin tinggi tingkat harga umum, permintaan akan uang akan semakin bertambah. Ini karena harga barang/jasa bertambah mahal, sehingga dibutuhkan lebih banyak uang untuk membelinya.

  • Pengeluaran konsumen. Misalnya saja pengeluaran konsumen pada bulan-bulan menjelang Natal, puasa atau Hari Raya lainnya akan bertambah. Akibatnya, permintaan uang juga akan bertambah.



 B. Teori Klasik

Teori ini sebenarnya adalah teori mengenai permintaan dan penawaran akan uang, beserta interaksi antara keduanya. Fokus dari teori ini adalah pada hubungan antara penawaran uang atau jumlah uang beredar dengan nilai uang atau tingkat harga. Hubungan dua variable dijabarkan lewat konsepsi teori mereka mengenai permintaan akan uang. Perubahan akan jumlah uang beredar atau penawaran uang berinteraksi dengan permintaan akan uang dan selanjutnya menentukan nilai uang.

Irving Fisher

MVt = PT

Dalam setiap transaksi selalu ada pembeli dan penjual. Jumlah uang yang dibayarkan oleh pembeli harus sama dengan uang yang diterima oleh penjual. Hal ini berlaku juga untuk seluruh perekonomian; di dalam suatu periode tertentu nilai dari barang-barang atau jasa-jasa yang dibeli harus sama dengan nilai dari barang yang dijual. Nilai dari barang yang dijual sama dengan volume transaksi (T) dikalikan harga rata-rata dari barang tersebut (P). Dilain pihak nilai dari barang yang ditransaksikan ini harus sama dengan volume uang yang ada di masyarakat (M) dikalikan berapa kali rata-rata uang bertukar dari tangan satu ke tangan yang lain, atau rata “perputaran uang”, dalam periode tersebut (Vt). MVt = PT adalah suatu identitas, dan pada dirinya bukan merupakan suatu teori moneter. Identitas ini bisa dikembangkan, seperti oleh Fisher, menjadi teori moneter sebagai berikut:

Vt, atau “transaction velocity of circulation” adalah suatu variabel yang ditentukan oleh faktor-faktor  kelembagaan yang ada di dalam suatu masyarakat, dan dalam jangka pendek bisa dianggap konstan. T, atau volume transaksi, dalam periode tertentu ditentukan oleh tingkat output masyarakat (Pendapatan nasional). Identitas tersebut diberi “nyawa” dengan mentransformasikan dalam bentuk : Md = 1/Vt PT.

Permintaan atau kebutuhan akan uang dari masyarakat adalah suatu proporsi tertentu 1/Vt dari nilai transaksi (PT). Persamaan 2, bersamaan dengan persamaan yang menunjukkan posisi equilibrium di sektor moneter Md = Ms

Di mana Ms = supply uang beredar (yang dianggap ditentukan oleh pemerintah) menghasilkan Ms = 1/Vt PT ……………(4)

Persamaan (4) berbunyi : dalam jangka pendek tingkat harga umum (P) berubah secara proporsional dengan perubahan uang yang diedarkan oleh pemerintah. Dalam teori ini T ditentukan oleh tingkat output equilibrium masyarakat, yang untuk Fisher dan para ahli ekonomi klasik, adalah selalu pada posisi “full employment” (Hukum Say atau Say’s Law). Vt atau transaction velocity of circulation, Fisher mengatakan bahwa permintaan akan uang timbul dari penggunaan uang dalam proses transaksi. Besar kecilnya Vt ditentukan oleh sifat proses transaksi yang berlaku di masyarakat dalam suatu periode (Boediono, 2005 : 18).

Teori Cambridge (Marshall-Pigou)

Teori ini seperti halnya teori Fisher dan teori-teori klasik lainnya, berpangkal pokok pada fungsi uang sebagai alat  tukar umum (means of 25 echange). Karena itu, teori-teori klasik melihat kebutuhan uang atau permintaan kaan uang dari masyarakat sebagai kebutuhan  akan alat tukar yang likuid untuk tujuan transaksi. Perbedaan utama antara teori ini dengan Fisher, terletak pada tekanan dalam teori permintaan uang Cambridge pada perilaku individu dalam mengalokasikan kekayaannya antara berbagai kemungkinan bentuk kekayaan, yang salah satunya  berbentuk uang. Perilaku ini dipengaruhi oleh pertimbangan untung rugi dari pemegang kekayaan dalam bentuk uang. Teori Cambridge lebih menekankan faktor-faktor  perilaku (pertimbangan untung rugi) yang menghubungkan antara permintaan akan uang seseorang dengan volume transaksi yang direncanakannya. Teoritisi  Cambridge mengatakan bahwa permintaan aka uang selain dipengaruhi oleh volume transaksi dan faktor  kelembagaan  (Fisher), juga dipengaruhi oleh tingkat bunga, besar kekayaan warga masyarakat dan ramalan/harapan dari masyarakat mengenai masa mendatang.

Jadi dalam jangka pendek, teoritisi Cambridge menganggap bahwa jumlah kekayaan, volume transaksi dan pendapatan nasional mempunyai hubungan yang proporsional konstan satu sama lainnya. Teori Cambridge menganggap bahwa, Ceteris paribus  permintaan akan uang adalah proporsional dengan tingkat pendapatan nasional.

Md = k PY ………………(1)

Dimana Y adalah pendapatan nasional riil

Supply akam uang (Ms) dianggap ditentukan oleh pemerintah. Dalam posisi keseimbangan maka :

Ms = Md ………..(2)

Sehingga :

Ms = k PY …………….(3) atau :

P = 1/k Ms Y ……….(4)

Jadi Ceteris Paribus tingkat harga umum (P) berubah secara proporsional dengan perubahan volume uang yang beredar. Tidak banyak berbeda dengan teori Fisher, kecuali tambahan Ceteris Paribus (yang berarti tingkat harga, pendapatan nasional riil, tingkat bunga dan harapan adalah konstan). Perbedaan ini cukup penting, karena teori Cambridge tidak menutup kemungkinan bahwa faktor-faktor seperti tingkat bunga dan expectation berubah, walaupun adlam jangka pendek. Dan kalau faktor-faktor  berubah maka k juga berubah. Teori Cambridge mengatakan kalau tingkat bunga naik, ada kecenderungan masyarakat mengurangi uang yang ingin mereka pegang, meskipun volume transaksi yang mereka rencanakan tetap. Demikian juga faktor expectation mempengaruhi : bila seandainya masa datang tingkat bunga akan naik (yang berarti penurunan surat berharga atau obligasi) maka orang akan cenderung untuk mengurangi jumlah surat berharga yang dipegangnya dan menambah jumlah uang tunai yang mereka pegang, dan ini pun bisa mempengaruhi “k” dalam jangka pendek (Boediono, 2005 : 23).

Milton Friedman (Monetaris)

Kepakaran Friedman dlaam bidang ekonomi tak ada yang meragukan. Ia disebut-sebut sebagai orang kedua yang paling berpengaruhi sepanjang sejarah ekonomi setelah Adam Smith. Yang lain mengatakan, setelah John Maynard Keynes, tak ada lagi ekonom yang sanggup mengubah cara berpikir dan bagaimana menggunakan perangkat ilmu ekonomi selain Friedman. Puncaknya pada 1976, ia dianugerahi hadiah nobel ekonomi dari pemerintah Swedia. Dalam pernyataan ketika mengantar kemenangan Friedman, panitia Nobel mengatakan, Fiedman adalah ‘salah satu ekonom, komentator politik, dan esais yang paling berpengaruh pada abad ini. Milton mungkin adalah ekonom yang diketahui hidup dengan makmur”.

-     Dua tema pokok dalam karya Friedman adalah pentingnya arti uang dan kebebasan

-     Tiga aspek pemikiran Friedman adalah :

  1. Study tentang fungsi konsumsi

  2. Argumennya tentang kesulitan dan permasalahan dalam penerapan kebijakan stabilitas

  3. Kontribusinya pada teori dan sejarah moneter.

  4. Teori Permintaan Uang Menurut Keynes

Teori Keuangan yang dikemukakan Keynes pada umumnya menerapkan 3 hal, yaitu :

1)   Tujuan-tujuan masyarakat untuk meminta (menggunakan uang)

2)   Faktor-faktor yang menentukan tingkat bunga

3)   Efek perubahan penawaran uang terhadap kegiatan ekonomi Negara



Terkait dengan tujuan-tujuan masyarakat untuk meminta (memegang) uang, maka dapat diklasifikasikan atas 3 motif utama, yaitu :

  1. Motif transaksi (transaction motive), motif ini timbul karena uang digunakan untuk melakukan pembayaran secara regular terhadap transaksi yang dilakukan. Besarnya permintaan uang untuk tujuan transaksi ini ditentukan oleh besarnya tingkat pendapatan (MDt = f(Y). Artinya semakin besar tingkat pendapatan yang dihasilkan, maka jumlah uang diminta untuk transaksi juga mengalami peningkatan demikian sebaliknya.

  2. Motif berjaga-jaga (precautionary motive), selain untuk membiayai transaksi, maka uang diminta pula oleh masyarakat untuk keperluan di masa mendatang yang sifatnya berjaga-jaga. Besarnya permintaan uang untuk berjaga-jaga ditentukan oleh besarnya tingkat pendapatan pula. Semakin besar tingkat pendapatan permintaan uang untuk berjaga-jaga pun semakin besar MDp = f(Y).

  3. Motif spekulasi (speculation motive), pada suatu sistem ekonomi modern dimana lembaga keuangan masyarakat sudah mengalami perkembangan yang sangat pesat mendorong masyarakat untuk menggunakan uangnya bagi kegiatan spekulasi, yaitu disimpan atau digunakan untuk membeli surat-surat berharga, seperti obligasi pemerintah, saham atau instrumen lainnya. Faktor yang mempengaruhi besarnya permintaan uang dengan motif ini adalah besarnya suku bunga, dividen surat-surat berharga, ataupun capital gain, fungsi permintaannya adalah MDs = f(i).

Menurut Keynes adalah :

MD = MDt + MDp + MDs.

No comments:

Post a Comment