Apa Dampak Korupsi Terhadap Perekonomian? Masih melanjutkan materi Korupsi di indonesia, ini adalah lanjutan dari tulisan Korupsi di Indonesia, Kondisi dan Perkembangannya
Dampak korupsi jika dilihat dari perspektif ekonomi menunjukkan bahwa korupsi justru memperlambat atau menurunkan pertumbuhan ekonomi, disamping juga menimbulkan ketidakadilan dan kesenjangan pendapatan masyarakat.
Temuan dari Murphy, Shleifer,dan Vishny menunjukkan bahwa negara-negara yang banyak aktivitas korupsi atau ‘rent seeking activities’ cenderung lambat pertumbuhan ekonominya. Pandangan ini lebih mudah dipahami karena adanya korupsi berarti ada biaya lain-lain atau akan mempersulit suatu aktivitas ekonomi yang akibatnya bisa meninggikan biaya atau memperkecil minat untuk melakukan investasi sehinggga mengganggu kelancaran pertumbuhan ekonomi.
Dalam terminologi ilmu ekonomi, reformasi ekonomi didefinisiakan sebagai suatu proses perubahan kelembagaan yang membawa pada peningkatan tingkat pertumbuhan produktivitas input total (Total Factor Productivity, TFP). Adanya praktik korupsi, kolusi dan nepotisme telah menimbulkan adanya pengalokasian sumber daya menjadi tidak optimal atau melahirkan ketidak efisienan dalam proses produksi. Keluaran (output) dari suatu proses produksi menjadi lebih kecil dari yang seharusnya terjadi jika tidak ada KKN. Dengan kata lain produksi barang dan jasa tidak mencerminkan prinsip least cost combination atau kombinasi ongkos paling murah.
Dampak korupsi jika dilihat dari perspektif ekonomi menunjukkan bahwa korupsi justru memperlambat atau menurunkan pertumbuhan ekonomi, disamping juga menimbulkan ketidakadilan dan kesenjangan pendapatan masyarakat.
Temuan dari Murphy, Shleifer,dan Vishny menunjukkan bahwa negara-negara yang banyak aktivitas korupsi atau ‘rent seeking activities’ cenderung lambat pertumbuhan ekonominya. Pandangan ini lebih mudah dipahami karena adanya korupsi berarti ada biaya lain-lain atau akan mempersulit suatu aktivitas ekonomi yang akibatnya bisa meninggikan biaya atau memperkecil minat untuk melakukan investasi sehinggga mengganggu kelancaran pertumbuhan ekonomi.
Dalam terminologi ilmu ekonomi, reformasi ekonomi didefinisiakan sebagai suatu proses perubahan kelembagaan yang membawa pada peningkatan tingkat pertumbuhan produktivitas input total (Total Factor Productivity, TFP). Adanya praktik korupsi, kolusi dan nepotisme telah menimbulkan adanya pengalokasian sumber daya menjadi tidak optimal atau melahirkan ketidak efisienan dalam proses produksi. Keluaran (output) dari suatu proses produksi menjadi lebih kecil dari yang seharusnya terjadi jika tidak ada KKN. Dengan kata lain produksi barang dan jasa tidak mencerminkan prinsip least cost combination atau kombinasi ongkos paling murah.
No comments:
Post a Comment