Pada masa ini, konsumen begitu dimanjakan dengan berbagai produk yang dapat dipilih untuk memenuhi kebutuhan hal ini membuat era produsen mengendalikan konsumen telah berlalu dan telah digantikan dengan era dimana konsumen memegang kendali. Konsumen yang mendikte produk apa yang seharusnya diproduksi oleh perusahaan. Perusahaan harus berfokus pada konsumen, konsumen adalah bagian terpenting dari perusahaan. Oleh karena itu perusahaan perlu mengerti bagaimana konsumenya berperilaku.
Kenapa seorang remaja menyukai fast food sementara orang tuanya lebih menyukai makanan tradisional, kenapa kaum muda lebih senang belanja di mall sementara ibu-ibu lebih senang belanja di pasar tradisional, kenapa selera makan orang Jawa dengan orang Sumatera berbeda.
A. KONSEP DASAR PERILAKU KONSUMEN
1. Pengertian Perilaku konsumen
Beberapa ahli telah mengemukakan definisi yang tidak persis sama tentang perilaku konsumen disebabkan adanya perbedaan sudut pandang. Perilaku manusia sangat komplek sehingga sangat sulit digambarkan dengan kata-kata. Namun untuk memperluas pemahaman tentang perilaku konsumen, akan disampaikan beberapa definisi perilaku konsumen dari beberapa pakar.
- Mowen (1998), mengatakan bahwa perilaku konsumen adalah studi unit-unit dan proses pembuatan keputusan yang terlibat dalam menerima, menggunakan dan penentuan barang, jasa, dan ide. Definisi tersebut menggunakan istilah unit-unit pembuat keputusan, karena keputusan bisa dibuat oleh individu atau kelompok. Definisi tersebut juga mengatakan bahwa konsumsi adalah proses yang diawali dengan penerimaan, konsumsi,
dan diakhiri dengan penentuan (disposition). Tahap penerimaan menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan konsumen terhadap produk, tahap konsumsi menganalisa bagaimana konsumen senyatanya menggunakan produk yang diperoleh. Tahap penentuan menunjukkan apa yang dilakukan konsumen setelah selesai menggunakan produk tersebut.
- Engel et al. (1994 ) perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses yang mendahului dan menyusul dari tindakan ini.
- Schiffman dan Kanuk (2004), perilaku konsumen diartikan sebagai perilaku yang diperlihatkan oleh konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka
- Loudon dan Della-Bitta (1993) perilaku konsumen dirumuskan sebagai proses pengambilan keputusan dan aktifitas fisik dalam mengevaluasi, memperoleh, menggunakan, dan membuang barang atau jasa
- Solmoon (2002) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai suatu studi terhadap proses yang dilalui individu atau kelompok ketika memilih , membeli, menggunakan atau membuang suatu produk, jasa, ide, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka
- Swastha dan Handoko (1987 : 9) mendifinisikan perilaku konsumen sebagai tindakan individu yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang dan jasa ekonomisalnya, termasuk kegiatan pengambilan keputusan.
- Menurut Asosiasi Manajemen Amerika (AMA) adalah interaksi dinamisalnya antara pengaruh dan kognisi, perilaku, dan kejadian disekitar kita dimana manusia melakukan aspek pertukaran dalam hidup mereka. Ada tiga ide penting dari difinisi tersebut
Berdasarkan pendapat para ahli diatas pda prinsipnya perilaku konsumen merupakan tindakan/perilaku, termasuk di dalamnya aspek-aspek yang mempengaruhi tindakan itu, yang berhubungan dengan usaha untuk mendapatkan produk (barang dan jasa) guna memenuhi kebutuhannya sehingga Perilaku konsumen pada hakikatnya untuk memahami “why do consumers do what they do”. Dari definisi yang telah disebutkan diatas dapat disimpulkan bahwa Selanjtutny dapat disimpulkan bahwa perilaku kosumen adalah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh pelaku yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam memperoleh, menggunakan, dan membuang produk-produk yang dikonsumsi.
2. KonsumenDalam kegiatan sehari-hari kita sering mendengar istilah konsumen dan pelanggan. Konsumen (consumer) merupakan istilah yang umum untuk menjelaskan setiap orang yang terlibat dengan suatu kegiatan, seperti yang tercantum pada definisi perilaku konsumen, yaitu mengevaluasi, memperoleh, menggunakan, dan membuang barang atau jasa. Pelanggan (customer) sering kali digunakan untuk menggambarkan sesorang yang secara rutin membeli suatu produk dari suatu toko atau perusahaan tertentu. Misalnya sesorang membeli pasta gigi merek PEPSODENT. Dengan demikian, pelanggan terkait dengan hubungannya dengan perusahaan tertentu, sedangkan konsumen tidak
Konsumen memiliki bebrpa peran dalam ketiga proses tersebut, yaitu :
- Pencetus ide (initiator)
- Pembeli (purchase/buyer)
- Pembayar (Payer)
- Pengguna/Pemakai (User)
- Pemberi pengaruh (influencer)
- Pengambil keputusan (decision maker)
Memilih sebuah furnitur dalam suatu keluarga:
- Pencetus ide (initiator) : Ibu
- Pembeli (purchase/buyer) : Ibu dan Ayah
- Pembayar (Payer) : Ayah
- Pengguna/Pemakai (User) : Keluarga
- Pemberi pengaruh (influencer) : Teman Ibu
- Pengambil keputusan (decision maker) : Ayah
Hal ini menunjukkan seorang konsumen dapat memiliki peran yang berbeda dan dalam suatu peran dapat dimiliki orang yang berbeda.
Konsumen dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
- konsumen individu (personal consumen)
- konsumen organisasi (organizational consumer)
Konsumen organisasi membeli dan mengonsumsi barang, peralatan, dan jasa atau pelayanan dengan tujuan agar kegiatan organisasi dapat berjalan dengan baik.
Perbedaan antara konsumen akhir dengan konsumen bisnis dapat dilihat secara lebih jelas pada Materi Pokok Perilaku Konsumen UT.
Keragaman konsumen sebagai individu, pengambil keputusan serta faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhinya akan semakin mempersulit untuk menyeragankan proses pendekatan yang dapat empengaruhi mereka untuk melakukan pembelian terhadap produk. Berbagai cara dilakukan perusahaan untuk meminimalisasi keragaman tersebut, diantaranya melalui pengelompokan konsumen yangmemiliki karakteristik tertentu sehingga diperkirakan mereka akan memperlihatkan perilaku pembelian yang hampir sama. Dalam manajemen pemasaran hal ini dikenal dengan Segmenting, targeting, dan positioning.
Segmentasi dapat dilakukan berdasarkan karakteristik geografi, demografi, psikografi, dan perilaku. Pengelompokan yang terkait denganperilaku adalah mengelompokkan konsumen menurut frekuensi pembelian (misalnya : jarang, sering), manfaat produk (misalnya kualitas, harga, kenyamanan, kecepatan) status pemakai (misalnya bukan pemakai,pemakai yang pertama kali, pemakai kasang-kadang) tingkat pemakaian (misalnya sedikit, sedang, banyak), status kesetiaan (misalnya konsumen setia, sedang, sangat setia)
Selanjutnya bersambung ke Poin B dan C
No comments:
Post a Comment